Thursday, February 28, 2013

Sang Pengusung Kebebasan Berpikir

Harian Bhirawa, 1 Maret 2013

Judul Buku: Biografi Imam Abu Hanifah
Penulis: Tariq Suwaidan
Penerbit: Zaman
Cetakan: I, Januari 2013
Tebal: 348 Halaman

Menurut satu riwayat, Abu Hanifah memiliki nama lengkap al-Nu’man ibn Tsabit al-Zutha al-Farisi. Kakeknya berasal dari daerah Kabul yang menjadi tawanan ketika Kabul ditaklukan bangsa Arab. Sedangkan riwayat lain menyebutkan bahwa nama lengkapnya adalah al-Nu’man ibn Hammad ibn al-Nu’man ibn Tsabit ibn al-Nu’man ibn al-Marzuban.

Terlepas dari perdebatan apakah perbudakan pernah dialami oleh kakeknya atau tidak, Abu Hanifah dan ayahnya lahir dalam keadaan merdeka. Kapasitas keilmuan dan kemuliaannya tidak terpengaruh oleh perdebatan tersebut karena kemuliaan Abu Hanifah bukan berdasarkan nasab atau harta, melainkan karena keunggulannya dalam ilmu pengetahuan, intelektualitas, dan ketakwaan. 

Thursday, February 14, 2013

Menguji Rasionalitas Kitab Suci


Judul Buku: Nalar Ayat-ayat Semesta
Penulis: Agus Purwanto
Penerbit: Mizan
Cetakan: I, 2012
Tebal: 480 Halaman

Al-Qur’an memiliki posisi istimewa dalam Islam. Semua orang yang meyakini keesan Tuhan serta kenabian Muhammad saw. dapat dipastikan pula meyakini kebenaran yang terkandung dalam al-Qur’an yang nota bene berisi himpunan wahyu yang diterima nabi terakhir tersebut dari Tuhan.  

Dengan kata lain, apapun yang termaktub dalam al-Qur’an, semua muslim niscaya meyakininya sebagai sebuah kebenaran absolut. Meski demikian, perbedaan penafsiran atasnya bukanlah hal yang aneh, mengingat sebagai firman-Nya al-Qur’an diyakini mampu menjawab berbagai persoalan umat, mulai dari aspek eskatologik, politik, hingga wilayah saintifik.

Tuesday, February 12, 2013

Penebar Ancaman di Tanah Palestina


Jateng Pos, 10 Februari 2013


Judul Buku: Segitiga Tragedi

Penulis: Dr. Ibnu Burdah

Penerbit: Ircisod

Cetakan: I, 2012

Tebal: 160 Halaman


Tanah Palestina, merupakan kawasan yang telah luruh dan terus mengalir, tidak pernah diam, selalu dalam keadaan transformasi, seperti sebuah tanaman yang berubah bentuk, ukuran, bahkan warna, namun selalu tetap berakar pada tempat yang sama. Sebuah kota yang terus berubah, yang timbul dan tenggelam, dibangun kembali dan dihancurkan berkali-kali.


Pertarungan tiada henti demi tanah ini; pembantaian-pembantaian, kezaliman, perang, terorisme, pengepungan dan malapetaka telah menjadikan Palestina sebagai ajang peperangan, rumah jagal agama-agama, rumah kuburan, atau meminjam istilah Edward Said sebagai tempat yang mengingatkannya pada kematian. Dan pola ini nampaknya semakin menjadi seiring berdirinya Negara Israel.