Saturday, January 7, 2012

Jagal Manusia dari Riga


Judul Buku: The Odessa File
Penulis: Frederick Forsyth
Penerbit: Serambi
Cetakan: I, 2011
Tebal: 507 Halaman

Siapa yang tidak kenal dengan Adolf Hitler ? pria berkumis unik yang konon dikebumikan di Surabaya, Jawa Timur, ini merupakan gembong Nazi sekaligus otak dari serangkaian aksi genosida di Jerman yang kemudian menjadi biang pecahnya Perang Dunia II.

Semasa hidupnya, dapat dipastikan bahwa Hitler seorang yang kharismatik. Sehingga tidak mengherankan, jika hanya dengan menjentikkan jari telunjuknya ia mampu menggerakkan jutaan tentara yang siap mati untuknya, baik untuk  berperang menghadadari gempuran pasukan sekutu yang dipimpin Amerika Serikat maupun membantai puluhan juta warga sipil.

Salah satu loyalis sang Fuhrer adalah seorang kapten Schultz-Staffel (SS), pasukan khusus Nazi yang dikomandani oleh Heinrich Himmler, bernama Eduard Roschmann. Pria ini, disinyalir telah mencabut ratusan ribu nyawa warga sipil Yahudi di Riga, Latvia. Kekejiannya nyaris terlupakan sejarah, jika saja Salomon Tauber tidak menceritakannya dalam sebuah catatan harian yang ditemukan pasca kematiannya.

Beruntung, catatan tersebut dua puluh tahun kemudian jatuh ke tangan seorang wartawan kriminal muda Jerman yang memiliki hasrat ingin tahu yang besar. Selain itu, Peter Miller juga sosok wartawan yang dikarunia daya penciuman tajam layaknya seorang detektif, yang mampu menggali kedalaman makna dan pertautan peristiwa di antara kepingan fakta yang berserakan.

Pencarian sosok jagal manusia dari Riga inilah yang dikisahkan dalam buku berjudul The Odessa File ini. Sebuah pencarian penuh bahaya bagi Miller, bukan hanya dikarenakan sang jagal masih hidup, namun Miller juga harus berhadapan dengan Odessa, organisasi rahasia yang melindungi para mantan perwira SS Nazi setelah kalah pada Perang Dunia II, termasuk Eduard Roschmann.

Rupanya yang memburu informasi keberadaan Roschmann bukan hanya Miller seorang, tetapi juga jaringan intelejen Israel yang hendak membalas dendam. Jadilah kisah dalam buku setebal lima ratus tujuh halaman ini semakin menegangkan. Disuguhkannya beberapa fakta-fakta sejarah dan tokoh-tokoh nyata di dalamnya, membuat pembaca tidak akan pernah menyangka bahwa ini hanyalah sebuah novel thriller.     

Frederick Forsyth, penulisnya, dengan sukses meracik antara fakta sejarah dengan fiksi suspense sehingga menghasilkan bacaan yang menghibur sekaligus menggelisahkan. Kisahnya begitu mendetail, seru, dan menegangkan, buah atas kerja kerasnya yang cermat, disertai dengan riset yang teliti dan terdokumentasi membuat pembaca terseret arus intrik dan konspirasi internasional.

Buku karya pria kelahiran Inggris ini sangat kental unsur subjektivitasnya. Pembelaan penulisnya terhadap eksistensi negara Israel, tidak berbanding lurus dengan pembelaannya terhadap penderitaan bangsa Palestina. Bukankah yang harus dilawan dan ditolak adalah kekejian itu sendiri ? siapapun korbannya.

Kerjasama para pelarian Nazi yang tergabung dalam Odessa dengan negara-negara Timur Tengah, terutama Mesir, dalam sebuah proyek rahasia pembuatan roket-roket yang akan ditembakkan ke Israel, semakin menunjukkan posisi penulisnya, mengingat faktanya justru Israel yang secara terang-terangan didukung oleh sekutu melakukan pengusiran terhadap warga Palestina di tanah kelahirannya, hingga kini.    

Meski demikian, hal tersebut dapat kita pahami jika melihat setting pembuatan novel karya Forsyth ini yang ditulis era tahun 70-an, era dimana perang enam hari Arab-Israel menjadi isu internasional yang paling panas dan baru saja terjadi. Sehingga tidak mengherankan jika di dunia Barat, propaganda untuk mendukung Israel dalam perang tersebut sangatlah besar, dan tidak menutup kemungkinan seluruh informasi yang tersebar kala itu hanyalah berbentuk dukungan tersebut. 

Namun, jika si tertindas kini telah menjadi penindas seperti halnya Israel, masih layakkah ia menuai pembelaan ? Bukankah nilai-nilai kemanusiaan bersifat universal dan tidak melihat ras maupun agama tertentu ? Selamat membaca.          

2 comments: