Jejak Kehidupan Manusia Terpilih

Kabar Madura, 16 Maret 2016

Judul Buku: Atlas Jejak Agung Muhammad saw.; Merasakan Situasi Kehidupan Nabi

Penulis: Syauqi Abu Khalil

Penerbit: Noura Books

Cetakan: I, 2015

Tebal: 217 Halaman

Dalam tradisi Arab, seseorang atau sesuatu yang dianggap memiliki keistimewaan sehingga mendapat penghormatan yang lebih selalu dilekati dengan banyak nama dan julukan. Hal ini berlaku pula kepada sosok Muhammad saw., seorang nabi terakhir yang diutus Tuhan kepada seluruh umat manusia yang lahir di tengah bangsa Arab.

 

Muhammad mendapat julukan antara lain; Al-Amin (Yang Jujur), Hadi (Pemberi Petunjuk), Khatam Al-Nabiyyin (Penutup Para Nabi), Musthafa Al-Mukhtar (Sang Pilihan Utama), Al-Siraj Al-Munir (Pelita yang Menerangi), dan lain sebagainya. Semua julukan tersebut selain sebagai bentuk penghormatan, sekaligus menggambarkan perilaku dan sifat yang dimiliki Nabi. 

Buku berjudul Atlas Jejak Agung Muhammad saw.; Merasakan Situasi Kehidupan Nabi ini, menyuguhkan catatan perjalanan hidup sang Nabi sehingga ia mendapat julukan yang demikian banyak, dimulai dari kisah moyangnya, Nabi Ibrahim, kelahirannya, peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sebelum dan setelah beliau diutus, peristiwa hijrah, hingga wafatnya.

Menariknya, jika selama ini keberadaan kaum Yahudi disebut sebagai keturunan Ibrahim, maka Syauqi Abu Khalil, penulis buku ini, menolak keras hal itu. Menurutnya, Ibrahim dan anak-anaknya tidak memiliki kaitan sama sekali dengan kaum Yahudi. Manipulasi sejarah mulai terjadi ketika kaum Yahudi mengodifikasi Taurat, setelah diperbudak Nubukadnezar di Babilonia pada 586 SM.

Tujuannya untuk mempercantik sejarah mereka dan membangkitkan harga diri sehingga muncul keyakinan sebagai bangsa paling mulia (bangsa pilihan) yang dipilih Tuhan dari bangsa-bangsa yang lain. Dengan menyambungkan silsilah ke sosok Ibrahim yang reputasinya, pada saat itu, sudah terkenal ke seantero dunia. (Halaman 10)

Sedangkan Muhammad, memiliki silsilah keturunan yang jelas berakar pada Ibrahim, bapak para nabi, yang bukan Yahudi, bukan pula Nasrani, “tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah). Jalur nasabnya bahkan bisa dirunut dari tiap generasi mulai dari ayah atau ibu hingga ke Ibrahim, yang notabene anggota Suku Aram, salah satu rumpun bangsa Arab.

Hari kelahirannya adalah Senin pagi 10 Rabiul Awwal 571 M, lebih populer dengan sebutan Tahun Gajah. Merujuk pada peristiwa penyerbuan yang dilakukan oleh Raja Abrahah, penguasa kerajaan Kristen Ethiopia (Habasyah), dengan maksud menghancurkan Ka’bah di Makkah yang menggunakan pasukan gajah yang terjadi pada tahun yang sama Nabi dilahirkan.

Senin, 17 Ramadhan 610 M, ketika Muhammad genap berusia 40 tahun 6 bulan, menjadi hari yang penting dan bersejarah baginya dan seluruh umat Islam. Pada hari itu, ia menerima wahyu yang pertama dari Allah melalui malaikat Jibril ketika tengah berkhalwat di Gua Hira. Turunnya wahyu ini sekaligus menandai pelantikan beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul, utusan Tuhan bagi umat manusia. 

Mendakwahkan iman di tengah kekafiran tentu bukan perkara yang mudah. Hal ini yang dialami oleh Rasulullah. Meski demikian, beliau tetap berdakwah hingga beberapa masyarakat Quraisy mengikutinya. Orang-orang yang merasa hegemoninya terancam pun melakukan perlawanan, danmemobilisasi penolakan atas ajakan Muhammad hingga berujung pada tindak kekerasan terhadap diri dan para pengikutnya.

Akibatnya, Nabi dan para pengikutnya memutuskan untuk hijrah (pindah) ke kota Yatsrib (Madinah). Dua hikmah penting dari peristiwa hijrah ke Madinah adalah; pertama, berhimpunnya kaum muslimin di satu wilayah yang memungkinkan mereka untuk membela diri. Kedua, posisi Madinah yang strategis memiliki posisi penting sebagai jalur perdagangan bangsa Makkah. (Halaman 55)

Dengan menjadikan Madinah sebagai basis, maka dakwah Islam dapat menyebar secara ekspansif ke berbagai penjuru jazirah Arab. Semakin lama, komunitas muslim semakin membesar hingga pada akhirnya dapat menelan kesombongan kaum musyrik yang masih bercokol di Makkah. Takluknya kota kelahiran nabi pun menjadi hal yang tak terbendung, meski sebelumnya melalui beberapa rangkaian peperangan yang sengit.

Penaklukan Makkah dan keislaman suku Quraisy memantik gelombang islamisasi secara besar-besaran. Sedikitnya, tujuh puluh delegasi datang menemui Nabi untuk menyatakan keislaman suku mereka masing-masing. (Halaman 177) Tidak sedikit pula yang datang secara perorangan seperti halnya Salman Al-Farisi yang datang mengembara seorang diri dari Isfahan (Iran) yang dikisahkan pula dalam buku ini.

Tidak sekedar menghadirkan sejarah Muhammad saw., buku setebal dua ratus tujuh belas halaman ini juga disertai dengan 165 gambar, foto, denah, dan ilustrasi secara kronologis, lengkap dengan keterangan penjelas dan kutipan-kutipan yang dianggap perlu. Dominasi foto yang penuh warna dengan kemasan yang luks justru membuat pembaca tidak akan merasa lelah menjelajah hingga halaman terakhir.

Membaca jejak sejarah manusia teragung ini tentu bukan hanya sekedar sarana menambah pengetahuan semata. Lebih dari itu, para pembaca diharapkan dapat meniru dan merefleksikannya dalam konteks sekarang perihal perilaku (akhlak) sang Nabi semasa hidup terhadap orang lain, serta perjuangannya yang tak kenal lelah dan takut dalam menjalankan tugas dari Tuhan. Karena itulah tujuan utama Muhammad diutus sebagai Nabi.