Judul Buku: Bakat Sukses
Penulis: Daniel Coyle
Penerbit: Alvabet
Cetakan: I, Januari 2013
Tebal: 153 Halaman
Sejak dahulu, secara naluriah orang berpendapat
bahwa bakat sebagian besarnya bersifat bawaan, suatu karunia yang dianugerahkan
sejak lahir. Namun sekarang, berkat penelitian yang dilakukan berbagai kelompok
ilmuwan termasuk Dr. K. Anders Ericsson, Dr. Douglas Fields, dan Dr. Robert
Bjork, keyakinan-keyakinan lama tersebut mulai dijungkirbalikkan.
Sebagai gantinya, suatu pandangan baru tentang
bakat mulai terbentuk. Pandangan ini menyatakan bahwa sejatinya bakat tidak
terlalu ditentukan oleh gen yang kita miliki, melainkan lebih banyak oleh
tindakan kita: tepatnya, gabungan antara latihan yang tekun dan motivasi yang
menghasilkan pertumbuhan otak.
Demikianlah yang dikatakan Daniel Coyle dalam pengantar buku berjudul Bakat Sukses ini, yang berisikan kumpulan 52 tips jitu
yang mudah dan sederhana untuk meningkatkan kemahiran, yang diambil langsung
dari pusat persemaian talenta yang dikunjungi penulisnya. Kumpulan nasihat yang
telah teruji, memiliki landasan ilmiah, dan singkat.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membangkitkan
motivasi dengan menetapkan seorang yang ingin kita tiru. Kita semua hidup
dengan “layar” berupa orang-orang yang ada di hadapan kita. Salah satu kunci
membangkitkan motivasi adalah dengan memenuhi layar tersebut dengan berbagai
citra yang jelas mengenai diri kita di masa depan, dan menatap citra-citra itu.
setiap hari.
Studi menunjukkan bahwa hubungan, yang singkat
sekalipun, dengan seorang panutan mampu memberikan peningkatan besar terhadap
motivasi bawah-sadar. Sebagai contoh, sekedar mengetahui bahwa ulang tahun kita
sama dengan seorang ahli matematika, mampu mendongkrak motivasi kita untuk
menyelesaikan tugas matematika meningkat 62 persen. (Halaman 6)
Sedangkan langkah pertama untuk mengembangkan
kemahiran adalah mengetahui dengan tepat jenis kemahiran apa yang kita
kembangkan; kemahiran keras atau kemahiran lunak. Kemahiran keras adalah
tindakan yang selalu dilakukan setepat dan sekonsisten mungkin. Kemahiran keras
adalah soal ketepatan yang dapat diulang, dan biasanya dijumpai dalam
minat-minta tertentu, khususnya yang bersifat fisik.
Sebaliknya, kemahiran lunak adalah kemahiran yang memiliki
banyak jalan, tidak hanya satu, untuk mencapai hal baik. Kemahiran ini bukan
soal selalu melakukan hal yang sama dengan sempurna, melainkan lebih berkaitan
dengan bersikap cerdas dan interaktif; dengan mengenali sebuah pola segera
setelah pola itu tersingkap, serta membuat pilihan yang cerdas dan tepat waktu.
Kemahiran lunak biasanya dijumpai pada minat-minat yang lebih luas dan tidak
terlalu khusus, terutama melibatkan komunikasi seperti pemain bola yang melihat
kelemahan pertahanan tim lawan. (Halaman 23)
Dalam mengembangkat bakat, perjuangan sama
sekali bukan sebuah pilihan, melainkan sebuah keniscayaan biologis. Begitulah
cara evolusi membentuk kita. Perjuangan dan keputusasaan yang kita rasakan pada
batas kemampuan, merupakan sensasi yang muncul dari terbentuknya koneksi syaraf
yang baru, suatu gejala yang disebut “kesulitan yang diinginkan”. Tak ada
sakit, tak ada hasil.
Pada banyak kemahiran, khususnya bidang atletik,
medis, dan militer, ada suatu kebiasaan buruk untuk berlatih sampai benar-benar
letih. Kebiasaan ini memang ada manfaatnya, terutama untuk meingkatkan
kebugaran serta ketahanan mental, juga untuk memperkuat ikatan emosional dalam
kelompok.
Akan tetapi dalam kaitannya dengan belajar,
pandangan ilmiahnya jelas: kelelahan adalah musuh. Keletihan dapat memperlambat
kerja otak. Ia memicu terjadinya kesalahan, mengurangi konsentrasi, juga
mendorong dilakukannya jalan pintas yang melahirkan kebiasaan buruk. Bukan
suatu kebetulan jika hampir semua pusat talenta mengutamakan latihan saat
seseorang berada dalam kondisi segar. (Halaman 99)
Pada dasarnya, kita semua ingin meningkatkan
kemampuan kita dengan pesat, kalau bias hari ini juga. Faktanya, bakat
berkembang secara perlahan. Dengan demikian, kita tidak boleh merasa kesal
karena jaringan kemahiran kita masih berada pada tahap perkembangan.
Sebaliknya, kembangkanlah kemahiran tersebut melalui latihan mendalam setiap
hari.
Ada baiknya, berpikirlah seperti tukang kebun
dan bekerja seperti tukang kayu. Berpikirlah dengan sabar, tanpa membuat
penilaian. Bekerjalah dengan tekun, dengan strategi, dengan menyadari bahwa
setiap bagian terhubung pada keseluruhan yang lebih besar.
Buku setebal 153 halaman ini,
merupakan semacam panduan wajib bagi siapa saja yang menginginkan kesuksesan
dengan memaksimalkan potensi atau bakat yang dimilikinya. Dengan demikian, inti
dari buku ini adalah bahwa kesuksesan seseorang pada dasarnya lebih banyak
ditentukan oleh diri sendiri (internal), alih-alih orang lain (eksternal).
terima kasih atas resensi nya, sangat bermanfaat....
ReplyDeletewww.ebook-saya.com
saling berkunjung ya
terima kasih atas komentar dan informasinya...:-)
Deleteluar biasa euy,,raja resensor yeuh
ReplyDeletekebetulan....:-)
Delete